Daftar
isi
Pendahuluan........................................................................................................2
Pembentukan minyak bumi..............................................................................3
·
Teori anorganik
(abiogenesis)
·
Teori organik (biogenesis)
Komponen minyak
bumi....................................................................................5
·
Golongan parafin
·
Golongan naftena
·
Golongan olefin
·
Golongan aromatic
Pendahuluan
Minyak
bumi
(bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin: petrus ), dijuluki
juga sebagai emas hitam adalah cairan kental, coklat gelap, atau
kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area
di kerak bumi. Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik lautan,
tumbuhan dan hewan yang mati sekitar 150 juta tahun yang lalu. Sisa-sisa
organisme tersebut mengendap di dasar lautan, kemudian ditutupi oleh lumpur.
Lapisan lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh
tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu, dengan meningkatnya tekanan dan
suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik tersebut dan
mengubahnya menjadi minyak dan gas.
Proses
pembentukan minyak bumi dan gas ini memakan waktu jutaan tahun. Minyak dan gas
yang terbentuk meresap dalam batuan yang berpori seperti air dalam batu karang.
Minyak dan gas dapat pula bermigrasi dari suatu daerah ke daerah lain, kemudian
terkosentrasi jika terhalang oleh lapisan yang kedap.
Walupun
minyak bumi dan gas alam terbentuk di dasar lautan, banyak sumber minyak bumi
yang terdapat di daratan. Hal ini terjadi karena pergerakan kulit bumi,
sehingga sebagian lautan menjadi daratan.
Minyak bumi biasanya
berada 3-4 km di bawah permukaan. Minyak bumi diperoleh
dengan membuat sumur bor. Minyak mentah yang diperoleh ditampung dalam kapal
tanker atau dialirkan melalui pipa ke kilang minyak. Contoh
tempat penambangan minyak di Indonesia: Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kalimantan, dan Irian Jaya
(Papua).
Pembentukan
Minyak Bumi
1. Teori Anorganik (Abiogenesis)
Berdasarkan
teori anorganik, pembentukan minyak bumi didasarkan pada proses kimia, yaitu:
a. Teori alkalisasi panas dengan CO2 (Berthelot)
Dengan kata lain
bahwa didalam minyak bumi terdapat logam alkali dalam keadaan bebas
dan bersuhu tinggi. Bila CO2 dari udara bersentuhan dengan alkali panas tadi maka
akan terbentuk asitilena. Asitilena akan berubah menjadi benzena
karena suhu tinggi.
b.
Teori karbida panas dengan air (Mendeleyef)
Minyak bumi terbentuk akibat adanya
pengaruh kerja uap pada karbida- karbida logam dalam bumi.
Ø Pernyataan
beberapa ahli yang mengemukakan bahwa minyak bumi mulai terbentuk sejak zaman
prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan bersamaan dengan proses
terbentuknya bumi. Pernyataan tersebut berdasarkan fakta ditemukannya material
hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor dan di atmosfir beberapa planet lain.
2. Teori Organik (Biogenesis)
Berdasarkan
teori Biogenesis, minyak bumi terbentuk karena adanya kebocoran kecil yang
permanen dalam siklus karbon. Siklus karbon ini terjadi antara atmosfir dengan
permukaan bumi, yang digambarkan dengan dua panah dengan arah yang berlawanan,
dimana karbon diangkut dalam bentuk karbon dioksida (CO2). Pada arah pertama,
karbon dioksida di atmosfir berasimilasi, artinya CO2 diekstrak dari atmosfir
oleh organisme fotosintetik darat dan laut. Pada arah yang kedua CO2 dibebaskan
kembali ke atmosfir melalui respirasi makhluk hidup (tumbuhan, hewan dan
mikroorganisme).
P.G.
Mackuire yang pertama kali mengemukakan pendapatnya bahwa minyak bumi berasal
dari tumbuhan. Beberapa argumentasi telah dikemukakan untuk membuktikan bahwa
minyak bumi berasal dari zat organik yaitu:
1. Minyak bumi memiliki sifat dapat memutar bidang polarisasi, ini disebabkan oleh adanya kolesterol atau zat lemak yang terdapat dalam darah, sedangkan zat organik tidak terdapat dalam darah dan tidak dapat memutar bidang polarisasi.
2. Minyak bumi mengandung porfirin atau zat kompleks yang terdiri dari hidrokarbon dengan unsur vanadium, nikel, dsb.
3. Susunan hidrokarbon yang terdiri dari atom C dan H sangat mirip dengan zat organik, yang terdiri dari C, H dan O. Walaupun zat organik menggandung oksigen dan nitrogen cukup besar.
4. Hidrokarbon terdapat di dalam lapisan sedimen dan merupakan bagian integral sedimentasi.
5. Secara praktis lapisan minyak bumi terdapat dalam kambium sampai pleistosan.
6. Minyak bumi mengandung klorofil seperti tumbuhan.
1. Minyak bumi memiliki sifat dapat memutar bidang polarisasi, ini disebabkan oleh adanya kolesterol atau zat lemak yang terdapat dalam darah, sedangkan zat organik tidak terdapat dalam darah dan tidak dapat memutar bidang polarisasi.
2. Minyak bumi mengandung porfirin atau zat kompleks yang terdiri dari hidrokarbon dengan unsur vanadium, nikel, dsb.
3. Susunan hidrokarbon yang terdiri dari atom C dan H sangat mirip dengan zat organik, yang terdiri dari C, H dan O. Walaupun zat organik menggandung oksigen dan nitrogen cukup besar.
4. Hidrokarbon terdapat di dalam lapisan sedimen dan merupakan bagian integral sedimentasi.
5. Secara praktis lapisan minyak bumi terdapat dalam kambium sampai pleistosan.
6. Minyak bumi mengandung klorofil seperti tumbuhan.
v Proses
pembentukan minyak bumi terdiri dari tiga tingkat, yaitu:
1. Pembentukan sendiri, terdiri dari:
-Pengumpulan zat organik dalam sedimen
-Pengawetan zat organik dalam sedimen
-Transformasi zat organik menjadi minyak bumi.
2. Migrasi minyak bumi yang terbentuk dan tersebar di dalam lapisan sedimen terperangkap.
3. Akumulasi tetes minyak yang tersebar dalam lapisan sedimen hingga berkumpul menjadi akumulasi komersial.
1. Pembentukan sendiri, terdiri dari:
-Pengumpulan zat organik dalam sedimen
-Pengawetan zat organik dalam sedimen
-Transformasi zat organik menjadi minyak bumi.
2. Migrasi minyak bumi yang terbentuk dan tersebar di dalam lapisan sedimen terperangkap.
3. Akumulasi tetes minyak yang tersebar dalam lapisan sedimen hingga berkumpul menjadi akumulasi komersial.
Komponen
Minyak Bumi
Komponen Hidrokarbon
Komponen hidrokarbon dalam minyak bumi dibagi jadi 4
golongan, yaitu:
-
Golongan
parafin
-
Golongan
naftena
-
Golongan
olefin
-
Golongan aromatic
1.
Parafin
- Adalah senyawa HC jenuh dengan rumus umum CnH2n+2
(Alkana).
- Sifat kimia umum : stabil pada suhu biasa,
tidak bereaksi dengan asam sulfat
berasap, larutan alkali pekat, asam nitrat dan oksidator kuat.
- Bereaksi lambat dengan klor dengan bantuan
panas matahari.
Ø C1 – C4 phase gas : C3 dan C4 merupakan komponen utama LPG
Ø C5 – C15 phase cair : terdapat dalam fraksi nafta, bensin, kerosin, bahan
bakar diesel dan minyak bakar
Ø C16 - .. Phase padat : terutama terdapat
dalam malam parafin.
2.
Naften
- Adalah senywa HC jenuh dengan rumus umum CnH2n.
- Mempunyai sifat kimia yang hampir sama
dengan parafin. Mempunyai struktur siklis, sehingga disebut juga sikloparafin.
- Senyawa naften yang banyak dikandung adalah sikopentan dan
sikloheksan.
3.
Olefin
- Adalah senywa HC tidak jenuh dengan
rumus umum CnH2n dengan ikatan
rangkap dua (alkena).
- Olefin tidak terdapat dalam minyak
mentah, tetapi sedikit banyak terbentuk dalam distilasi minyak mentah dan proses perengkahan.
- Karena mempunyai ikatan rangkap, maka
olefin sangat reaktif dan merupakan bahan dasar utama industri petrokimia
(etilene dan propilene)
4. Aromatis
- Adalah senywa HC tidak jenuh dengan rumus umum
CnH2n-6.
- Mempunyai sifat kimia sangat reaktif aktif.
Mudah dioksidasi menjadi asam, reaski substitusi dan adisi.
- Jenis yang banyak ditemui adalah C6-C8 yang dikenal
dengan Benzene, Toluene
dan Xylene (B-T-X)
SEKIAN DAN TERIMA KASIH