Selasa, 06 Maret 2012

Cerpen : “PERSAHABATAN YANG BEGITU INDAH”

Teng.. teng.. teng.. Seluruh siswa masuk ke kelasnya masing-masing. Suara berisik dan anak-anak yang bercandapun seolah hilang tak berbekas lagi. Suasana hening di luar kelas, hanya suara pohon yang tergerak oleh besarnya angin kencang, seluruh siswa sibuk memperhatikan apa yang di berikan oleh guru saat pelajaran. Saat itu aku duduk di kelas dua sekolah dasar. Setiap hari berangkat pulang bagiku tidak ada yang terasa spesial sejak aku masuk sekolah ini hingga sekarang. Teman-teman sekelasku belum terlalu akrab satu sama lain, begitu juga aku. Saat itu aku berharap bisa mempunyai teman yang baik yang bisa saling mengerti satu sama lain. Hari demi haripun kulalui seperti biasa tanpa ada hal yang menyenangkan. Pada saat penerimaan rapot kenaikan kelas, aku mendapat nilai yang biasa-biasa saja, aku tidak masuk ke dalam peringkat sepuluh besar. Tetapi di benakku tidak ada rasa sedih saat itu, malah aku bersyukur bisa mendapatkan nilai segitu karena itu adalah hasil perjuanganku sendiri. Itu juga yang membuat semangatku jadi bertambah untuk bisa meraih yang terbaik.
          Dan saat itu pun aku beranjak dari kelas 2 sekolah dasar  menjadi kelas 3. Setelah beberapa minggu aku libur sekolah. Awal masuk sekolahpun tiba. Aku tidak sabar untuk menyapa teman-temanku yang sudah lama tidak bertemu. Mentari pun menyambut pagi hariku dengan penuh semangat untuk mengawali hariku di kelas baruku ini. Dengan penuh rasa semangat akupun bersiap-siap untuk segera berangkat menuju sekolahku yang lama kutinggalkan beberapa minggu. Setelah tiba di sekolah, aku pun bertemu teman-temanku dan mereka pun menyapaku. “ hai fanan, liburan kemana saja ni?” tanya mereka. “di rumah saja” jawabku. “teman-teman yang lain sudah pada berangkat?” tanyaku. “hampir sudah semua” jawab mereka. “sipp kalau begitu.. hehe” jawabku. Setelah beberapa menit, teng.. teng.. teng.. bel masukpun tiba, aku dan teman-temanpun segera berbaris dan masuk ke dalam kelas. “selamat pagi anak-anak” sapa guru baru kami yang masuk dari pintu depan. “selamat pagi bu..” jawab kami dengan penuh wajah ceria. “perkenalkan ibu adalah wali kelas kalian yang baru. Nama ibu adalah bu rodiyanti. Ibu tinggal di desa gandasuli” kata guru baru kami dengan wajah penuh senyuman.”aku terkejut ternyata guruku itu satu desa denganku, tapi aku senang, jika ada kesusahan dalam pelajaran aku bisa tanya ke guruku” dalam benakku.“ya ibu” jawab kami. “nah sekarang ibu akan memperkenalkan kepada kalian teman baru kalian yang pindah dari sekolah lain ke sekolah kita” kata guru kami. “saat itu akupun terkejut mendengar hal itu, aku saat itu berharap bahwa teman baruku ini bisa membuat hidupku lebih baik lagi” dalam hatiku. “iya bu” jawab kami. “nah perkenalkan ini ada tiga teman baru kalian” kata guruku sambil menunjukan ke teman baru kami. “selamat pagi teman-teman” sapa teman baru kami. “selamat pagi juga teman” jawab kami dengan penuh senyuman. “nah sekarang kalian perkenalkan diri kalian ke teman-teman baru kalian” suruh guru kami ke mereka. “baik ibu” jawab mereka. “perkenalkan nama saya Aulia Edlin Pradana, biasa dipanggil edlin”, “perkenalkan nama saya Miranti Wisacita, biasa di panggil mira”, “perkenalkan nama saya Adinda, biasa di panggil dinda” kata mereka bertiga secara begiliran dengan penuh wajah ceria. “nah ibu harap kalian dapat akrab dengan teman baru kalian ini” kata guru kami. “baik ibu kami mengerti!” jawab kami serentak. “nah kalian bertiga sekarang duduk dibangku yang sudah disediakan” suruh guru kami. “baik ibu” jawab mereka bertiga. “anak-anak ibu berpesan, sekarang kalian masuk menjadi anak kelas tiga sekolah dasar. Ibu harap kalian bisa berusaha semaksimal mungkin untuk bisa meraih apa yang kalian harapkan” nasihat guru kami. “baik ibu, kami mengerti” jawab kami dengan penuh semangat. “ baiklah kalau begitu, mari kita mulai pelajarannya” suruh guru kami. “baik bu” jawab kami.
          Akhirnya pelajaran pun dimulai. Dengan suasana ceria dan gembira pelajaran dihari pertama pun berjalan dengan lancar. Setelah sepulang sekolah kami sekelas saling berkenalan dengan teman baru kami. “hai edlin, kenalkan nama saya fanan, salam kenal ya!” sapaku. “oh iya salam kenal juga ya” jawabnya. “rumahmu dimana fanan?” tanyanya kepadaku. “rumahku digandasuli, kalau kamu di mana?” tanyaku kembali. “oalah berarti dekat dengan rumahku. Aku juga digandasuli, diperumahannya, kalau kamu gandasulinya di sebelah mana?” tanyanya kembali. “ oh di perumahan, ya berarti dekat, kalau aku bukan diperumahannya, tetapi di desanya” jawabku. “oh begitu, lain kali main ya ke rumahku, fanan!” ajaknya. “ya baik, pasti kalau ada waktu aku main” jawabku dengan akrab. Akupun juga berkenalan dengan mira dan dinda. Mereka berdua benar-benar baik kepadaku seperti edlin. Ternyata mereka berdua rumahnya juga berada diperumahan gandasuli, yang daerahnya dekat dengan rumahku. Akhirnya kami pun satu sama lain mengunjungi rumah masing-masing. Kami pun semakin akrab karena sering berkomunikasi dan bermain bersama. Orang tua kami juga saling berkenalan dan saling akrab satu sama lain. Kami berempat akhirnya menjadi bersahabat. Hari demi haripun kami lalui bersama dengan penuh rasa kebersamaan dan kekeluargaan. Pada saat hari libur, kami merencanakan untuk berjalan-jalan bersama. Kami janjian dirumah teman kami dinda. Dengan penuh rasa semangat, aku pun memulai mengayuh sepedaku di bawah sejuknya udara pagi yang bersahabat menuju sahabatku dinda. Lelah & letih pun tak terhiraukan oleh keceriaanku untuk menyambut sahabat-sahabatku ini. Akhirnya, akupun tiba di rumah dinda. Dengan menghela nafas, akupun memanggil sahabatku dinda dari luar rumah, “dinda.. dinda.. !” panggilku di luar rumah. Pintu depanpun akhirnya terbuka, “ya fanan, pagi sekali kamu ke sini, baguslah kalau begitu, pasti jalan-jalannya lebih seru” jawabnya. “ iya, betul sekali yang di katain kamu” kataku. “teman-teman yang lain kemana?”tanyaku.”oh teman-teman yang lain sedang dalam perjalanan ke sini” jawabnya. “hmm.. begitu ya. Ya sudah kita tunggu saja” suruhku. “iya” jawabnya. Kami berdua pun menunggu teman kami mira dan edlin sambil berbincang-bincang. Tidak lama kemudian, teman kami datang. “hai teman-teman” sapa edlin dan mira sambil mengayuh sepeda mereka. “iya. Sudah siap belum ni? Ayo kita berangkat” suruh dinda. “ya kami sudah siap” jawab mereka berdua. “ayo kita berangkat” kata kami serentak. Kamipun akhirnya pergi untuk jalan-jalan. Di jalan kami saling bercanda gurau dan saling berbagi cerita satu sama lain. Kami pun merasa bahagia dan senang bisa berjalan-jalan bersama.
          Hari demi haripun kami lalui dengan penuh keceriaan dan kebersamaan. Saling membantu, saling berbagi, dan selalu menjaga perasaan satu sama lain selalu ada di dalam persahabatan kami berempat. Saat di sekolah, kami berempat selalu mendapatkan nilai yang bagus. Itu dikarenakan kami yang selalu belajar bersama dan saling berbagi ilmu. Kami saling berlomba untuk dapat menjadi yang terbaik. Setiap ada masalah, kami selalu menghadapinya bersama-sama. Entah itu masalah pribadi ataupun yang lain. Kami saling menjaga perasaan satu sama lain agar tidak terjadi pertikaian di antara kami. Pada saat itu kami berjanji untuk saling mengingat satu sama lain dan tidak akan pernah melupakannya. Dengan penuh keyakinan kami pun memegang janji itu di hati kami. Sejak saat itu persahabatan kami berempatpun semakin akrab dan saling mencintai satu sama lain.
          Pada saat pengumuman kenaikan kelas, teman kami edlin mendapatkan peringkat 1 dan kami bertiga tidak masuk peringkat 10 besar. tetapi kami tidak iri ataupun dengki. Kami malah bangga bisa melihat teman kami mendapatkan peringkat ke satu. Kami menjadi terdorong dan termotivasi untuk bisa menjadi yang terbaik. Pada saat itu nilai kamipun tetap bagus walaupun tidak masuk peringkat 10 besar. Kami bangga karena itu merupakan hasil perjuangan kami selama ini belajar. Dan akhirnya kamipun kini bertambah dewasa setelah kami kini menjadi anak kelas 4 sekolah dasar.
Persahabatan kamipun tetap belanjut seperti tahun lalu dengan penuh rasa semangat. Hari demi hari kami lalui, sampai ada berita yang menyedihkan tiba di persahabatan kami berempat. Teman kami dinda akan pindah sekolah dikarenakan mengikuti ayahnya yang bekerja di luar kota. Kamipun sedih mendengar hal itu. Sungguh hal yang tidak terduga teman kami harus menyudahi perjalanan bersama ini di karenakan pindah sekolah. Kami tidak bisa memaksakan ke hendak kami untuk menyuruh teman kami tetap berada disini walaupun berat dihati. “teman-teman,aku ingin menyampaikan sesuatu kepada kalian, tetapi aku minta ma’af kalau penyampaianku ini menyakiti hati kalian” katanya dengan lirih dengan wajah penuh sedih. Kami pun terdiam sejenak dengan penuh rasa gelisah karena kami tidak tahu apa yang akan dikatakannya. “ ya dinda tidak apa-apa. Sampaikanlah saja kepada kami, kami siap mendengarkannya” kata kami serentak dengan nada penuh yakin. “ begini teman-teman, sehubungan ayahku yang pekerjaanya di luar kota, aku akan pindah sekolah dalam minggu ini. Aku sungguh minta ma’af  kepada kalian” dengan nada dan raut wajah sedih dan air mata yang tiba-tiba menetes dari matanya. Mendengar hal itu kami pun terkejut, “ hmm. Begitu ya dinda, ya sudah tidak apa-apa, kami bertiga disini tidak marah ko, kami malah berterima kasih padamu sudah menemani hari-hari kami. Teman-teman yang lain juga tidak marah ko. Betul tidak?” kata temanku edlin dengan penuh wajah meyakinkan. “iya betul sekali dinda, kami tidak marah ko, sudahlah jangan sedih kamu. Ini juga bukan salahmu. Yang terpenting, kita tetap selalu menjaga persahabatan ini agar tetap utuh. Tidak harus selalu bersama untuk manjaganya. Di saat apapun, di manapun, atau kapanpun kita harus saling ingat satu sama lain dan saling menjaga tali persahabatan.okeh dinda!” nasihatku. “iya fanan aku mengerti, terima kasih ya untuk semuanya. Berkat kalianlah aku bisa menjadi seperti ini lebih mandiri dan yang pasti aku bisa menemukan arti dalam kehidupanku ini” jawabnya. “ya dinda, sama-sama” jawab kami serentak. “semangat dinda.. ! semangat dinda..! semangat dinda..!” seru kami dengan wajah ceria. “ya teman-teman terima kasih ya” katanya dengan wajah penuh bahagia dan haru. Kamipun akhirnya berpelukan sambil berjabat tangan dengan penuh rasa kebersamaan.
 Dan hari dimana temanku dinda pindah sekolahpun datang. Setelah bersalam-salaman di sekolah untuk melepas kepergian teman kami dinda, kami bertiga pun mengikutinya untuk melepas kepergiaanya. “sahabat-sahabatku, terima kasih atas semuanya ya. Aku senantiasa akan selalu mengingat kalian dan persahabatan kita ini. Tetap ingat aku ya teman!” katanya dengan penuh rasa haru. “ya sama-sama. Kami juga akan selalu mengingatmu dinda. Jaga kondisi baik-baik ya di sana. Lain kali kita bertemu kembali” jawab kami. “terima kasih juga ya dindaaa...! kami akan mengingatmu selalu” seru kami. “ya teman-teman, aku berangkat dulu ya.. selamat tinggal teman-teman.! Dengan wajah haru dan air mata yang menetes dari matanya. “ya dindaa. Selamat tinggal!” seru kami. Akhirnya perpisahan yang mengharukan itupun selesai. Mobil yang membawa dirinya pergipun, lama kelamaan hilang tak berbekas lagi. Kami bertiga pun termenung terdiam melihat dirinya sudah tiada lagi di sini. Canda tawa yang dulu selalu menghiasi hari-hari kami seolah hilang entah kemana. “hai teman-teman, ayo berdiri, kita harus semangat! Kita tak boleh menyianyiakan apa yang telah diberikannya kepada kita. Kita harus tetap berusaha walaupun tanpa ada dirinya. Kelak kita nanti akan saling bertemu kembali. Ayoo!” motivasi temanku edlin ke aku dan mira. “iya, ayo kita semangat lagi, kita harus bisa memberi yang terbaik untuk pengorbanannya untuk kita, kita harus semangat” jawab kami berdua. “ nah begitu. Ayo kita pulang dengan wajah yang ceria” ajak temanku edlin. “iya. Ayo..!” seru aku dan mira.
Hari demi haripun kami lalui dengan penuh ceria kembali walaupun tanpa ada sahabat kami dinda di sini. Dengan penuh rasa semangat kami bertiga bertekad memberikan yang terbaik untuk temanku dinda. Tidak terasa tahun demi tahun ku lalui. Aku dan temanku edlin pun semakin bersemangat untuk belajar lebih mandiri. Sedangkan teman kami mira bermain ke teman perempuan yang lain tetapi dia tetap tidak melupakan persahabatan kita ini, begitu juga aku dan edlin. Pengumuman kelulusan SD kami pun terasa sangat membanggakan. Aku mendapat peringkat ke 5 dan temanku edlin mendapat peringkat ke 1. Kami mendapatkan sebuah piala yang diberikan oleh kepala sekolah kami. Sedangkan teman kami mira tidak masuk peringkat 10 besar. tetapi dia tidak iri ataupun apa. Dia memberikan selamat kepadaku dan juga edlin. Tidak sia-sia perjuangan kami selama ini setelah menempuh banyak rintangan dan halangan yang kami hadapi. Kebanggaan kami pun berlanjut setelah diterima di SMP N 2 BREBES. Kami bertiga sukses diterima di sekolah tersebut. Kamipun sungguh senang, bahagia sekaligus bangga. Dan ternyata setelah kami menempuh selama tiga tahun, pada saat pengumuman kelulusan, aku dan edlin masuk ke dalam peringkat 10 besar. sungguh hal yang di luar dugaanku, ternyata aku bisa masuk kembali ke dalam peringkat 10 besar. aku dan edlinpun mendapatkan sebuah medali dari sekolah dan hadiah. Kamipun sungguh sangat senang dan bangga. Teman-teman baruku di SMP ku pun memberikan selamat kepadaku dan edlin. Dan kebahagiaan itu juga berlanjut setelah aku dan edlin di terima di SMA 1 TEGAL. Sungguh hal yang luar biasa bagi hidupku dan temanku edlin. Diluar itu pun aku juga sedih melihat temanku mira tidak diterima 2 kali masuk SMA. Tetapi aku lega sekarang, dia sekarang sudah diterima di MTSN 1 TEGAL. Itu semua kami persembahkan kepada sahabat kami dinda yang telah mengajari kami, memberi pengalaman hidup kepada kami, dan mengajari arti kehidupan ini kepada kami. Di sini kami berharap bisa bertemu kembali dengan sahabat kami dinda. Kami berharap diapun di sana bisa mendapatkan apa yang dia impikan. Untuk dinda kami berharap dapat bertemu denganmu kembali.

Sekian & Terima Kasih

Nama        : M. Sofiyudin Fanani
Kelas         :  X.6
No             : 21

Makalah Sekolah Adiwiyata


MAKALAH
PERILAKU WARGA SEKOLAH &
CONTOH SEKOLAH ADIYATA






Dibuat oleh      :
1.          Atmadary Laksana / 01
2.        Dwi Chandra         / 08


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini yang kami buat untuk melengkapi tugas oleh guru kami. Kami sebagai penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.







Penulis         
1.    Atmadari Laksana
2.   Dwi Chandra         






DAFTAR ISI


Kata Pengantar
Daftar isi
Bab I Pendahuluan
*    Latar Belakang
*    Tujuan
*    Metode Penulisan
Bab II Pembahasan
*    Dasar Pemikiran
*    Pengertian Sekolah Adiwiyata
*    Tujuan Sekolah Adiwiyata
*    Perilaku Warga Sekolah Adiwiyata
*    Model Sekolah Adiwiyata
*    Alasn Menjadi Sekolah Adiwiyata
Bab III Penutup
*    Kesimpulan
*    Saran








BAB I
PENDAHULUAN



A.  Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan YME dan sebagai wakil Tuhan di bumi yang menerima amanat-Nya untuk mengelola kekayaan alam. Sebagai hamba Tuhan yang mempunyai kewajiban untuk beribadah dan menyembah Tuhan Sang Pencipta dengan tulus. Selain daripada itu kita sebagai makhluk Tuhan juga harus menjaga dan memanfaatkan apa yang telah diberikan oleh tuhan YME kepada kita berupa alam semesta ini dll.
 

B. Tujuan
          Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan kita tentang sekolah adiyata itu sendiri dan imu lainnya baik yang tersurat maupun yang tersirat dalam makalah ini.

C. Metode Penulisan
          Metode yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah dengan metode kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan data dari internet dan membacanya.



BAB II
PEMBAHASAN


A. Dasar Pemikiran
Kehidupan manusia di dunia mempunyai kedudukan sebagai hamba Tuhan YME dan sebagai wakil Tuhan (khalifullah) di bumi yang menerima amanat-Nya untuk mengelola kekayaan alam.

B. Pengertian Sekolah Adiwiyata
          Program Adiwiyata adalah program pengelolaan lingkungan hidup di sekolah. Program ini merupakan tindak lanjut dari Kesepakatan Bersama antara Menteri Negara Lingkungan Hidup dengan Menteri Pendidikan Nasional Nomor Kep. 07/MENLH/06/2005 dan Nomor 05/VI/KB/2005 tentang Pembinaan dan Pengembangan Lingkungan Hidup.
Adiwiyata mempunyai pengertian atau makna: tempat yang baik dan ideal tempat diperolehnya segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan.
Sekolah adiwiyata adalah salah satu program Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Atau Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang mempunyai lingkungan hidup dan melakukan pengelolaan lingkungan hidup di sekolah itu sendiri.


C. Tujuan Sekolah Adiwiyata

           Menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga di kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan.
Kegiatan utama diarahkan pada terwujudnya kelembagaan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan bagi sekolah dasar dan menengah di Indonesia. Disamping pengembangan norma-norma dasar yang antara lain: kebersamaan, keterbukaan, kesetaraan, kejujuran, keadilan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam. Serta penerapan prinsip dasar yaitu: partisipatif, dimana komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggung jawab dan peran; serta berkelanjutan, dimana seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komperensif.

D. Perilaku Warga Sekolah

Dalam hal ini, semua warga sekolah dilibatkan untuk menerapkan usaha-usaha tersebut tanpa terkecuali. Begitu juga seluruh warga sekolahpun menjalankan  usaha usahanya sesuai wewenang dan fungsinya masing-masing.
Untuk siswanya sendiri dapat ikut berpartisispasi dalam hal ini dengan melakukan hal-hal kecil tapi mempunyai manfaat besar seperti menjaga kebersihan sekolah dan menjaga lingkungan hidup sekolah yang ada sekaligus turut bertnggung jawab dalam upaya-upaya menyelamatkan alam.

E. Model Sekolah Adiwiyata

Sekolah Model Adiwiyata adalah suatu program pendidikan lingkungan hidup yang ditujukan bagi pemberdayaan sekolah di tingkat SD, SMP, dan SMA. Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan maka diperlukan model pengelolaan sekolah yang mendukung dilaksanakannya pendidikan lingkungan hidup oleh semua warga sekolah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Program Adiwiyata yakni Partisipatif dan Berkelanjutan. 

Indikator keberhasilan program  Adiwiyata ada 4 faktor meliputi : 

1.    Pengembangan Kebijakan Sekolah yang diperlukan untuk mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan        
Dalam hal ini antara lain : Visi dan Misi Sekolah yang Peduli dan Berbudaya Lingkungan, Kebijakan Sekolah tentang pengembangan PLH, peningkatan pendidikan SDM, penghematan SDA,pola hidup bersih dan sehat(PHBS) pengalokasian dana kegiatan LH.(disesuaikan kondisi wilayah/sekolah masing-masing)

2.  Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan. 
Dalam hai ini antar lain: Pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran, Penggalian dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan hidup yang ada di masyarakat sekitar, Pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan budaya,Pengembangan kegiatan kurikuler untuk peningkatan pengetahuan dan kesadaran siswa tentang lingkungan hidup. Pendidikan Lingkungan Hidup bisa dilakukan dalam 2 cara: monolitik yakni menjadi satu mapel khusus, dan atau integratif yakni masuk ke dalam sub-sub materi di pelajaran lain. (disesuaikan kondisi wilayah/sekolah masing-masing)

3.  Pengembangan Kegiatan Berbasis Parsitipatif.
Dalam hal ini  antara lain : Menciptakan kegiatan ekstrakurikuler/kurikuler di bidang lingkungan hidup berbasis partisipatif di sekolah, mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar,Membangun kegiatan kemitraan atau memprakarsai pengembangan pendidikan lingkungan hidup di sekolah. (disesuaikan kondisi wilayah/sekolah masing-masing)

4. Pengelolaan dan atau pengembangan Sarana Pendukung Sekolah.

Dalam hal ini antara lain : Pengembangan fungsi sarana pendukung sekolah yang ada untuk pendidikan lingkungan hidup, Peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan di dalam dan di luar kawasan sekolah,Penghematan sumberdaya alam (listrik, air dan ATK),Peningkatan kualitas pelayanan makanan sehat,Pengembangan sistem pengelolaan sampah. (disesuaikan kondisi wilayah/sekolah masing-masing)

Jadi idealnya sekolah-sekolah yang  sudah menerapkan ke 4 indikator tersebut, sudah tergolong kriteria sekolah adiwiyata disesuaikan dengan kondisi sekolah/daerah masing-masing. Jadi belum tentu semua kebijakan di sekolah satu sama dengan kebijakan di sekolah/daerah lain.


F. Alasan Menjadi Sekolah Adiwiyata
Lingkungan yang bersih dan sehat tentunya menjadi dambaan institusi pendidikan kapanpun dan dimanapun. Lingkungan  sekolah yang bersih dan sehat juga mencerminkan keberadaan warga sekolah yang ada mulai dari siswa , guru,  staf, karyawan, unsur pimpinan sekolah bahkan sampai orang tua siswa.  Sangatlah tepat , himbaun yang mengatakan bahwa tanggung jawab penciptaan lingkungan yang bersih dan sehat merupakan kewajiban dan tangggungjawab bersama.  Pembelajaran dilakukan secara active learning dan  joyfull  learning di luar kelas. Dengan kegiatan diluar kelas,  siswa diharapkan memiliki kualitas keimanan yang meningkat, akhlaq mulia, kesadaran lingkungan yang terwujud melalui perilaku ramah lingkungan untuk meningkatkan kualitas hidup. Nilai-nilai ini diharapkan akan t erbentuk melalui pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup yang terintegrasi  ke semua mata pelajajan.  Pendidikan ini merupakan sistem pembelajaran yang menjadikan alam dan lingkungan sekitarnya sebagai media dengan tema-tema alam dan lingkungan.
Pembelajaran yang mengintegrasikan tema lingkungan merupakan suatu proses yang disengaja dan berkesinambungan dalam mengembangkan fitrah dan fungsi manusia dengan pendekatan guru sebagai Uswatun Hasanah, maka salah satu pendekatan yang digunakan memberikan pengajaran leaning by doing yang mengkondisikan siswa pada alam sekitar dan kehidupan nyata, dengan suasana menyenangkan untuk mengembangkan kecerdasan Intelektual (IQ), Kecerdasan Emosional (EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ)  untuk mempersiapkan anak menjadi kholifatul fil ardh.
Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)
         Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) merupakan upaya untuk mengubah perilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat  yang bertujuan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan. Semua itu pada akhirnya dapat menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian dan keselamatan lingkungan generasi sekarang dan yang akan datang.
Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara khusus memiliki 5 tujuan.  Pertama, Kesadaran. Ini untuk membantu peserta didik memperoleh sebuah kesadaran dan kepekaan terhadap  lingkungan dan berbagai permasalahannya, membangun kemampuan untuk merasakan dan membedakan diantara stimulus, mengulah, menyaring dan memperluas pandangan-pandangan dan menggunakan dalam berbagai   konteks. Kedua, Pengetahuan. Dimaksudkan membantu peserta didik untuk memperoleh sebuah pengertian mendasar tentang bagaimana fungsi lingkungan , bagaimana orang berinteraksi dengan lingkungan, dan  bagimana timbulnya isu-isu dan masalah berkaitan dengan lingkungan dan bagaimana cara penyelesainnya. Ketiga.  Sikap.  Ini untuk membantu peserta didik memperoleh seperangkat  nilai dan perasaan-perasaan kepedulaian, motivasi dan komitmen terhadap lingkungan. Keempat, Keterampilan. Membantu peserta didik memperoleh keterampilan yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan menyelidiki permasalahan lingkungan dan berkontribusi untuk pemecahan masalah tersebut. Kelima,  Partisipasi.  Dimaksudkan  untuk membantu peserta didik memperoleh pengalaman dalam menggunakan pengetahuan yang mereka peroleh dan keterrampilan dalam pengambilan keputusan, tindakan-tindakan positif yang mengarah pada pemecahan isu-isu dan permasalah lingkungan.
Pendidikan Lingkungan Hidup PLH) dan peranannya dalam membentuk manusia yang memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan adalah suatu keniscayaan, Dalam pengertian  Pendidikan Lingkungan Hidup PLH)  terdapat unsur pendidikan. Sementara  pendidikan memiliki pengertian suatu proses yang dapat mengubah perilaku seseorang untuk lebih bersikap dan memiliki tata laku dan berakhlak dan cerdas melalui upaya pengajaran dan latihan. Dalam konteks ini, memiliki sikap dan tata laku yang berakhlak dan cerdas dalam memanfaatkan dan mengelola lingkungan.






















BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan
Sekolah Adiwiyata dan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) merupakan merupakan salah satu cara untuk mencetak manusia pada umumnya dan generasi muda khususnya untuk lebih peduli dan mencintai alam. Dengan penanaman  nilai-nilai cinta lingkungan/pola hidup untuk bersih dan sehat  sejak dini diharapkan nantinya sudah merupakan kebiasaan-kebiasaan yang tidak asing lagi untuk dillakukan baik dilingkungan sekolah, di rumah maupun di masyarakat.

B. Saran
          Sekolah-sekolah yang ada harus secara bertahap menuju ke Sekolah Adiwiyata, karena dengan begitu generasi muda akan ikut serta dalam usaha menjaga seklaigus menyelamatkan alam ini.




         





Senin, 05 Maret 2012

Makin Lunturnya Budaya Indonesia


Diskusi

A.    Latar belakang
Era globalisasi yang sangat pesat berpengaruh pada kehidupan di suatu negara khususnya di Indonesia sendiri. Globalisasi sendiri membawa dampak positif dan negatif bagi kehidupan di masyarakat. Salah  satu dampak positifnya adalah memudahkan masyarakat untuk berkomunikasi dan bertukar informasi secara cepat dan mudah. Sedangkan salah satu dampak negatifnya adalah budaya luar yang negatif dapat dengan mudah masuk ke ruang lingkup masyarakat. Dan dampak negatif itu sudah meracuni kehidupan masarakat Indonesia   generasi muda Indonesia. Yang menjadi masalah yang paling pokok akibat atau dampak lainnya adalah budaya Indonesia sendiri di lupakkan oleh generasi muda. Sehingga budaya Indonesia mulai hluntur atau dilupakkan oleh generasi muda Indonesia


B.      Pengertian budaya
Budaya merupakan hasil dari budi dan daya manusia suatu wilayah. Budaya menunjukan harkat dan martabat suatu masyarakat atau negara. Semakin tinggi nilai budaya yang dimiliki suatu negara maka harkat dan martabat suatu negara itu makin tinggi pula. Intinya budaya menunjukan identitas suatu bangsa. Masing-masing bangsa atau negara mempunyai budaya yang berbeda-beda.  Budaya juga terdiri dari budaya kesenian, kebiasaan dll. Budaya yang lahir di indonesia menurut kami sifatnya sangat mendidik, mempunyai nilai didik yang sangat tinggi

C.      Faktor penyebab budaya Indonesia semakin luntur
1.       Masuknya budaya baru dari luar tanpa adanya filteralisasi(penyaringan)
2.       Kurangnya pengetahuan yang dimiliki generasimuda Indonesia tentang budaya Indonesia
3.       Generasi muda Indonesia cenderung meniru budaya luar negeri yang belum tentu budaya luar cocok atau sesuai dengan kehidupan masyarakat di Indonesia
4.       Pemerintah kurang perhatian atau kurang menekankan pendidikan tentang budaya Indonesia


D.      Dampak-dampak dari lunturnya budaya Indonesia.
Dampaknya akan sangat berbahaya karena indonesia akan kehilangan jati diri dan ciri khasnya. Dan itu akan membuat harga diri Indonesia rendah di mata negara lain. Dan itu sudah terjadi contohnya ketika Malaysia berani mengklaim beberapa kebudayaan Indonesia. Selain itu Indonesia juga akan di kuasai oleh budaya luar sedangkan budaya Indonesia sendiri dilupakkan

  
E.       Upaya  agar budaya Indonesia tidak semakin luntur atau hilang.
Pemerintah sebagai pengawas sekaligus pembimbing segala sesuatu yang ada di Indonesia harusnya lebih aktif dalam menekankan pendidikan tentang budaya Indonesia dengan cara menambah jam pelajaran tentang kebudayaan khususnya untuk kebudayaan Indonesia sendiri. Dan selain itu untuk membangkitkan lagi kebudayaan Indonesia yang makin luntur atau dilupakkan oleh generasi muda tidak hanya pemerintah saja yang bergerak tapi semua komponen yang ada harus bekerja sama termasuk generasi muda itu sendiri. Caranya dengan pendidikan karakter yang diusulkan oleh presiden Indonesia SBY. Pendidikan karakter haru segera diterapkan. Generasi muda harus segera disadarkan bahwa budaya dari luar yang negatif dapat menghancurkan negara kita sendiri. Selain itu cara pendidikan tentang budaya indonesia harus dengan cara yang menarik agar generasi muda menjadi tertarik untuk mempelajarinya.


F.       Contoh Budaya yang mulai luntur
Budaya kesenian, misalnya wayang kulit. Kebanyakan generasi sudah melupakan bahkan ada yang tidak mengenal lagi. Ini sunggung memprihatinkan tentunya.


Kesimpulan dari kami : Agar budaya kita tetap lestari atau tidak semakin luntur, kita sebagai generasi muda perlu menyaring budaya dari luar, yang positif kita terima dan kita ambil yang negatif kita hindari. Dan sebagai generasi muda jangan malu untuk mempelajari budaya kita sendiri   




                                                                                                                           23/09/2011
                                                                                                    Karya : 1. Dwi Chandra
                                                                                                                2. M. Nurhadi A.
                                                                                                                3. Amilio A.
                                                                                                                4. Roby Y.